Manusia Dan Keindahan
Keindahan atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari orang,
hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan pengalaman persepsi
kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar
atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi,
psikologi
sosial, dan budaya. Sebuah "kecantikan yang ideal" [1] adalah sebuah
entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam
suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.
Pengertian Manusia Dan
Keindahan:
Manusia dan keindahan memang tak bisa dipisahkan sehingga kita
perlu melestarikan bentuk dari keindahan yang telah dituangkan dalam berbagai
bentuk kesenian (seni rupa, seni suara maupun seni pertunjukan) yang nantinya
dapat menjadi bagian dari suatu kebudayaan yang dapat dibanggakan dan
mudah-mudahan terlepas dari unsur politik. Kawasan keindahan bagi manusia
sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan
peradaban teknologi, sosial, dan budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan,
bahwa keindahan merupakan bagian hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan
dari kehidupan manusia. Dimanapun kapan pun dan siapa saja dapat menikmati
keindahan.
Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan merupakan
kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama
yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Sesuatu yang tidak
mengandung kebenaran berarti tidak indah. Karena itu hanya tiruan lukisan
Monalisa yang tidak indah, karena dasarnya tidak benar. Sudah tentu kebenaran
disini bukan kebenaran ilmu, melainkan kebenaran menurut konsep dalam seni.
Dalam seni, seni berusaha memberikan makna sepenuh-penuhnya mengenai obyek yang
diungkapkan.
Manusia yang menikmati keindahan berarti manusia mempunyai
pengalaman keindahan. Pengalaman keindahan biasanya bersifat
terlihat (visual) atau terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas pada dua
bidang tersebut.
Keindahan tersebut pada dasarnya adalah almiah. Alam itu ciptaan
Tuhan. Alamiah itu adalah wajar tidak berlebihan dan tidak kurang. Konsep
keindahan itu sendiri sangatlah abstrak ia identik dengan kebenaran. Batas
keindahan akan behenti pada pada sesuatu yang indah dan bukan pada keindahan
itu sendiri. Keindahan mempunyai daya tarik yang selalu
bertambah, sedangkan yang tidak ada unsur keindahanya tidak
mempunyai daya tarik. Orang yang mempunyai konsep keindahan adalah orang yang
mampu berimajinasi, rajin dan kreatif dalam menghubungkan benda satu dengan
yang lainya. Dengan kata lain imajinasi merupakan proses menghubungkan suatu
benda dengan benda lain sebagai objek imajinasi. Demikian pula kata indah
diterapkan untuk persatuan orang-orang yang beriman, para nabi, orang yang
menghargai kebenaran dalam agama, kata dan perbuatan serta orang –orang yang
saleh merupakan persahabatan yang paling indah.
Pengertian Renungan:
Renungan berasal dari kata renunag, merenung artinya dengan
diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam.
Renungan adalah hasil merenung.
Setiap orang pernah merenung. Sudah tentu kadar renungannya satu
sarna lain berbeda, meskipun obyek yang direnungkan sama, lebih pula apabila
obyek renungannya berbeda. Jadi apa yang direnungkan itu bergantung kepada
obyek dan subyek. Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk
menciptakan seni ada beberapa teori antara lain : teori pengungkapan, teori
metafisik dan teori psikologis.
1. Teori Pengungkapan.
Dalil teori ini ialah bahwa “arts is an expresition of human
feeling” ( seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia) Teori ini
terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang seniman ketika
menciptakan karya seni. Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf
Italia Benedeto Croce (1886-1952) Beliau antara lain menyatakan bahwa “Seni
adalah pengungkapan pesan-pesan) expression adalah sama dengan intuition, dan
intuisi adalah pegnetahuan intuitif yang diperoleh melalui penghayatan tentagn
hal-hal individual yang menghasilkan gambaran angan-angan (images).”
Seorang tokoh lainnya adalah Leo Tolstoi dia menegaskan bahwa
kegiatan seni aalah memunculkan dalam diri sendiri suatu perasaan yagn
seseorang telah mengalaminya dan setelah memunculkan itu kemudian dengan
perantaraan berbagai gerak, garis, warna, suara dan bentuk yang diungkapkan
dalam kata-kata memindahkan perasaan itu sehingga orang-orang mengalami
perasaan yang sama.
2. Teori
Metafisik
Teori seni yang bercotak metafisik merupakan salah satu contoh
teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karyanya untuk sebagian
membahas estetik filsafat, konsepsi keindahan dari teori seni. Mengenai sumber
seni Plato mengungkapkan suatu teori peniruan (imitation teori). Ini sesuai
dengan metafisika Plato yang mendalikan adanya dunia ide pada tarat yang
tertinggi sebgai realita Ilahi. Pada taraf yang lebih rendah terdapat realita
duniawi ini yang merupakan cerminan semu dan mirip realita ilahi. Dan karyu
seni yang dibuat manusia adalah merupakan mimemis (tiruan) dari ralita duniawi
3. Teori Psikologis
Para ahli estetik dalam abad modern menelaah teori-teori seni
dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan
mempergunakan metode-metode psikologis. Misalnya berdasarkan psikoanalisa
dikemukakan bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan
bawah sadar dari seseorang seniman. Sedang karya seni tiu merupakan bentuk
terselubung atau diperhalus yang wujudkan keluar dari keinginan-keinginan itu.
Teori lain lagi yaitu teori permainan yang dikembangkan oleh Fredrick Schiller
(1757 -1805) dan Herbert Spencer ( 1820 – 1903 ) menurut Schiller, asal seni
adalah dorongan batin untuk bermain-main (play impulse) yang ada dalam diri
seseorang. Seni merupakan semacam permainan menyeimbangkan segenap kemampuan
mental manusia berhubungan dengan adanya kelebihan energi yang harus
dikeluarkan. Dalam teori penandaan (signification theory) memandang seni
sebagai lambing atau tanda dari perasaan manusia.
Pengertian Keserasian:
Keserasian berasal dari kata serasi-serasi dari kata dasar rasi
artinya cocok, sesuai, atau kena benar. Kata cocok sesuai atau kena mengandung
unsur pengertian perpaduan, ukuran dan seimbang.
Keserasian identik dengan keindahan. Sesuatu yang serasi tentu
tampak indah dan yang tidak serasi tidak indah. Karena itu sebagian ahli pikir
berpendapat, bahwa keindahan ialah sejumlah kualitas pokok tertentu yang
terdapat pada suatuhal.
Dalam pengertian perpaduan misalnya, orang berpakaian harus
dipadukan warnanya bagian atas dengan bagian bawah. Atau disesuaikan dengan
kulitnya. Apabila cara memadu itu kurang cocok, maka akan merusak pemandangan.
Sebaliknya, bila serasi benar akan membuat orang puas karenanya. Atau orang
yang berkulit hitam kurang pantas bila memakau baju warna hijau, karena warna
itu justru menggelapkan kulitnya.
Pertentangan pun menghasilkan keserasian. Misalnya dalam
dunia musik, pada hakekatnya irama yang mengalun itu merupakan pertentangan
suara tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut. Karena itu dalam
keindahan ini, sebagian ahli pikir menjelaskan, bahwa keindahan pada dasarya
adalah sejumlah kualitas / pokok tertentu yang terdapat pada sesuatu hal.
Kualitas yang paling sering disebut adalah kesatuan (unity). keselarasan
(harmony), kesetangkupan (symetry), keseimbangan
(balance), dan keterbalikan (contrast). Selanjutnya dalam hal
keindahan itu dikatakan tersusun dari berbagai keselarasan dan keterbalikan
dari garis, warna, bentuk, nada dan kata-kata. Tetapi ada pula yang berpendapat
bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan yang serasi dalarn suatu benda
dan diantara benda itu dengan si pengamat.
Filsuf Ingris Herbert Read merumuskan definisi, bahwa keindahan
adalah kesatuan dan hubungan-hubungan bentuk yang terdapat di antara
pencerapan-pencerapan inderawi kita (beauti is unity of formal relations among
our sence-perception). Pendapat lain menganggap pengaiaman estetik suatu
keselaras dinarnik dari perenungan yang menyenangkan. Dalarn keselarasan itu
seseorang memiliki perasaan-perasaan seimbang dan tenang, mencapai cita rasa
akan sesuatu yang terakhirdan rasa hidup sesaat di tempat-ternpat kesempumaan
yang dengan senang hati ingin diperpanjangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar