bab i
pendahuluan
i. latar belakang
Dalam menghadapi persaingan
dalam dunia bisnis diperlukan suatu strategi yang tepat guna memenangkan
persaingan tersebut. Strategi di tingkat operasional akan memegang kendali utama
terlaksananya tujuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Memberikan perhatian kepada
lingkungan merupakan cara terbaik untuk merumuskan strategi yang akan
diterapkan guna menghadapi persaingan. Lingkungan internal berkaitan dengan
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Lingkungan eksternal
adalah lingkungan umum serta lingkungan industri di luar
internal perusahaan yang merupakan suatu peluang atau hambatan bagi
perusahaan.Lingkungan tidak hanya semata-mata merefleksikan lingkungan ekologi,
tetapi juga menjelaskan gambaran keseluruhan terhadap kekuatan lingkungan
eksternal. Hal tersebut dapat berdampak pada aktivitas organisasi dari
segala aspek.
1. mengidentifikasi
aspek lingkungan ekonomi, pola konsumsi dan perkembangan pasar.
LINGKUNGAN EKONOMI
Kondisi ekonomi di Negara tempat
organisasi internasional beroperasi. Kondisi ekonomi memiliki dampak yang kuat
terhadap kinerja dari setiap bisnis karena dapat mempengaruhi pendapatan atau
beban dari bisnis tersebut. Ketika
perekonomian kuat, tingkat lapangan kerja tinggi, dan kompensasi yang
dibayarkan kepada karyawan juga tinggi. Oleh karena orang memiliki penghasilan
yang relative baik dalam kondisi ini, mereka membeli sejumlah besar produk.
Perusahaan yang menghasilkan produk-produk ini memperoleh manfaat dari besarnya
permintaan. Perusahaan mempekerjakan banyak karyawan untuk memastikan bahwa
perusahaan dapat menghasilkan produk dalam jumlah yang mencukupi guna memenuhi
permintaan. Perusahaan juga dapat membayarkan upah yang tinggi kepada karyawan.
Ketika perekonomian lemah, perusahaan
cenderung memberhentikan sebagian karyawannya dan tidak mampu membayarkan upah
yang tinggi. Karena orang memiliki penghasilan yang relative rendah dalam
kondisi ini, maka mereka membeli produk dengan jumlah yang sedikit. Perusahaan
yang menghasilkan produk-produk ini sangat terpukul karena perusahaan tidak
dapat menjual seluruh produk yang dihasilkannya. Konsekuensinya perusahaan
mungkin perlu memberhentikan sebagian karyawan. Dalam kondisi ini, beberapa
perusahaan mengalami kegagalan, dan seluruh karyawannya kehilangan pekerjaan
sehingga membuat tingkat penggangguran meningkat.
Kondisi ekonomi juga penting bagi
organisasi non bisnis. Ketika ekonomi lemah, sumbangan untuk universitas negeri
akan turun, dan organisasi amal seperti Salvation Army akan diminta memberikan
bantuan lebih besar pada saat yang sama ketika pendapatan mereka turun. Rumah
sakit dipengaruhi ketersediaan dana dari Pemerintah dan jumlah pasien
berpendapatan rendah yang harus mereka rawat cuma-cuma.
Krisis ekonomi yang terjadi pada bulan juli tahun 1997 hingga kini terus
berlanjut menerpa perekonomian Indonesia. Banyak dari kalangan yang menilai
krisis tersebut merupakan akar dari munculnya krisis multidimensi saat ini.
Keadaan ini memiliki dampak yang cukup signifikan pada penurunan kinerja ekspor
berbagai produk. Banyak usaha berskala besar yang mengalami stagnasi, bahkan
collaps. Namun, di sisi lain, Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) justru semakin
eksis dan survive di tengah krisis ekonomi yang dialami oleh bangsa ini. Hal
ini terlihat dengan bertambahnya jumlah UMKM setiap tahunnya. Pada tahun 2012
tercatat bahwa jumlah UMKM sebanyak 56.539.560 unit dengan jumlah tenaga kerja
yang diserap sebanyak 107.657.509 jiwa. Sedangkan pada tahun 2013 jumlah UMKM
meningkat menjadi 57.900.787 unit, dengan jumlah tenaga kerja sebanyak
114.144.082 jiwa (www.depkop.go.id).
Eksistensi UMKM yang kian bertambah
secara kuantitas, semakin memperkokoh keberadaannya dalam kancah perekonomian
Indonesia. Disebutkan bahwa UMKM berperan penting dalam pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi semua Negara termasuk negara-negara maju. Peranan dan
manfaat UMKM sangat dirasakan penting karena karakteristik-karakteristiknya
yang membuatnya berbeda dari usaha besar, terutama karena UMKM adalah
usaha-usaha yang banyak menyerap tenaga kerja, terdapat
hampir di
setiap lokasi terutama di pedesaan, lebih mengandalkan bahan-bahan baku lokal,
dan penyedia utama
barang-barang dan jasa kebutuhan pokok masyarakat berpendapatan rendah atau
miskin (Tulus, 2009 : 2-3).
Meski demikian, pengembangan UMKM
bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Berbagai persoalan yang menjadi
kendala untuk pengembangan UMKM di Indonesia. Kondisi ini berujung pada
lemahnya daya saing produk UMKM terutama terhadap produk impor. Salah satu
persoalan utama yang dihadapi UMKM antara lain keterbatasan infrastruktur dan
akses administratif terkait dengan perijinan dan birokrasi serta tingginya
tingkat pungutan. Dengan segala persoalan yang ada, pengembangan UMKM yang
memiliki potensi cukup besar dalam berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi
nasional menjadi terhambat.
POLA KONSUMSI
Pemanfaatan sumberdaya
alam dan lingkungan hidup dalam pembangunan harus dilandasi dengan pendekatan pendayagunaan
sumberdaya alam dengan manfaat sebesar-besarnya bagi kemakmuran
masyarakat secara berkelanjutan. Pola konsumsi sumberdaya alam seharusnya
memberi kesempatan dan peran-serta masyarakat serta memberdayakan masyarakat
untuk dapat mengelola sumberdaya alam secara optimal dan lestari .
Masih sangat terbatas
kebijakan yang secara eksplisit mendorong pada pola produksi dan konsumsi yang
optimal dan berkelanjutan. Selain itu, pola konsumsi yang dikaitkan dengan
peningkatan gizi dan kesehatan masih merupakan masalah utama bagi Jawa Timur.
Dalam sebagian kehidupan
masyarakat dan budaya perkotaan telah berkembang gaya hidup konsumtif, karena
sebagian besar mereka tidak lagi mengkonsumsi berdasarkan nilai guna, nilai
pakai, tetapi sesuatu yang hanya merupakan “simbol” di mana image atau citra
menjadi sangat penting. Hal ini seiring dengan semakin pesatnya kemajuan dunia
informasi dan komunikasi. Permasalahan Lingkungan seperti pencemaran, degradasi
lahan kritis, dan kelangkaan sumberdaya alam akan cenderung berkembang sebagai
dampak dari pola produksi/ industri dan konsumsi yang berlebihan.
Konsumsi energi
meningkat sekitar 8% per tahun. Konsumen terbesar adalah sektor industri
(4.9%). Transportasi membutuhkah 32% dan selebihnya adalah untuk kebutuhan rumah
tangga. Berubahnya struktur ekonomi dari pertanian ke industri dan
meningkainya aktivitas ekonomi di pelbagai sektor kehidupan, mempengaruhi Iaju
peningkatan konsumsi energi yang secara langsung juga akan meningkatkan
emisinya. Untuk mencegah dan mengatasi dampak emisi ini pola konsumsi dan
produksi sumberdaya energi perlu segera ditangani secara tepat dan cermat. Semakin
terbatasnya ketersediaan sumberdaya air di Jawa Timur, maka pola konsumsi air
harus mempertimbangkan sumberdaya air di masa mendatang. Bidang agrokompleks
masih akan tetap menjadi konsumen terbesar. Walaupun demikian, di beberapa
wilayah Jawa Timur, persaingan pemanfaatan sumberdaya air akan canderung
menajam antara pertanian, industri dan rumah tangga.
Berdasarkan hal-hal di
atas maka visi dalam pengendalian pola konsumsi adalah “Mendorong
terwujudnya pola produksi dan pola konsumsi pangan, energi dan
air, di jawa Timur yang berkeadilan, berorientasi kesejahteraan
masyarakat dan ramah lingkungan”. Sedangkan misi yang diemban adalah (1).
Meningkatkan kepedulian seluruh masyarakat akan pola konsumsi pangan dan
penganekaragamannya yang berorientasi pada ketersediaan gizi dan kelestarian
lingkungan; (2) Mengintensifkan pendidikan hemat energi bagi masyarakat umum
dengan jalan memberikan pengetahuan dasar pengelolaan energi, khuusnya bagi
generasi muda, agar budaya hemat energi dapat tertanam sejak dini; dan (3)
Mengkampanyekan pola produksi dan konsumsi sumberdaya air yang hemat dan ramah
lingkungan hingga menjadi budaya masyarakat.
Beberapa program
prioritas adalah sebagai berikut:
A. Pola
Produksi dan Konsumsi Pangan, dan Kecukupan Gizi;
B. Pola
Produksi dan Konsumsi Sumberdaya Energi; dan
C. Pola
Produksi dan Konsumsi Sumberdaya Air.
PERKEMBANGAN PASAR
Kita bisa melihat bagaimana
perkembangan pasar Indonesia menjadikan negara ini salah satu ‘hot spot’ ekonomi
di dunia. Perhatian masyarakat yang meningkat tertuju pada negara kepulauan ini
mengundang banyak investor asing untuk memulai bisnis di Indonesia. Menurut Economic Survey of Indonesia
tahun 2016, kerangka kebijakan makro-ekonomi yang sehat akan menarik keajaiban
kinerja ekonomi. Namun, kinerja yang baik tersebut tetap akan menghadapi
tantangan yang dapat diatasi dengan kuat dari pemerintah.
KEMUDAHAN BERBISNIS TAHUN 2014
Perkembangan pasar Indonesia terlihat
sangat signifikan dalam beberapa tahun belakangan ini. Pada 2014, Presiden
Jokowi yang baru saja dilantik mulai menjalankan komitmennya dalam menunjang
pertumbuhan yang berkelanjutan dan meningkatkan lingkungan perekonomian
Indonesia. Pengembangan infrastruktur menjadi prioritas pemerintahan Jokowi.
Selain itu, pemerintah mulai bertindak ramah investor dengan kesulitan peraturan
yang diturunkan.
PricewaterhouseCoppers (PwC) menunjukkan
bahwa pemerintahan Jokowi dalam pelaksanaan inisiatif yang terus-menerus
meningkatkan belanja infrastruktur sampai tahun 2019. PDB akan mencapai puncak
7,7 persen pada 2017 yang diperkirakan oleh PwC. Mereka juga secara penuh
mempromosikan skema Public Private Partnership (PPP), mendorong investasi di
sektor infrastruktur.
KEMUDAHAN BERBISNIS TAHUN 2016
Pada akhir 2016, peringkat Indonesia
dalam Ease of Doing Business (EODB) naik dari 106 menjadi 91 dari 190 negara,
menurut survei global Bank Dunia. Berkat serangkaian paket reformasi yang
fundamental – sekarang 15 di antaranya – naik 15 posisi dalam EODB. Hal ini
membuktikan bahwa upaya multi-cabang pemerintah telah berhasil dilakukan dengan
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Dengan peningkatan ini, registrasi perusahaan di Indonesia menjadi lebih sederhana.
Indonesia merupakan pasar strategis
yang penting dengan ekonomi terbesar di Asia-PDB 932 miliar (USD); Perkembangan
pasar Indonesia juga menempati peringkat ekonomi dengan pertumbuhan tercepat
ketiga yang bersaing dengan semua negara di Asia. IMF memperkirakan daya beli
akan mencapai pertumbuhan 5,1 persen pada tahun 2017 yang didukung oleh
konsumsi swasta yang kuat – dengan pertumbuhan 5 persen selama dekade terakhir
– menempatkan Indonesia di posisi 8 di dunia dengan paritas daya beli.
Dengan peluang ekonomi yang sedang
berkembang ini, mendirikan perusahaan di Indonesia sepertinya merupakan cara
yang baik untuk menuai keuntungan ekonomi dalam jangka panjang. Sektor ekonomi
utama dengan 24,3 persen dari PDB adalah sektor manufaktur dan proses.
KEMUDAHAN BERBISNIS DALAM PERKEMBANGAN PASAR INDONESIA
Indonesia adalah negara dengan jumlah
penduduk terpadat keempat di dunia dengan populasi lebih dari 250 juta jiwa.
Ini juga merupakan salah satu negara kepulauan terbesar dengan lebih dari
17.000 pulau, memberikan kontribusi terhadap sumber daya alam dan membuka
banyak jalur transportasi. Populasi Indonesia yang besar berjalan lurus dengan
tersedianya pasar di mana perusahaan asing dapat melakukan investasi. Saat
ini, Jawa adalah pulau yang paling maju dan padat, menempatkan bisnis dan
investasi bagian penting di jantung pulau ini.
Dengan upaya membangun infrastruktur
modern untuk mengurangi kesenjangan digital antara Indonesia dan negara-negara
lain, lalu lintas data di Indonesia diperkirakan meningkat enam kali lipat pada
tahun 2020. Indonesia membangun reputasinya di dunia digital melalui jumlah pengguna Facebook
terbesar keempat di seluruh dunia, dan Jakarta sendiri memiliki pengguna
Twitter terbesar di dunia.
Mengingat perkembangan pasar Indonesia
yang optimis, memulai bisnis di Indonesia tidak pernah menjadi semudah ini.
Peluang bisnis dan investasi besar-besaran menunggu untuk dibuka.
2. MENJELASKAN LINGKUNGAN SOSIAL DAN
BUDAYA
Manusia adalah makhluk hidup yang dapat
dilihat dari dua sisi, yaitu sebagai makhluk biologis dan makhluk sosial.
Sebagai makhluk biologis, makhluk manusia atau “homo sapiens”, sama seperti
makhluk hidup lainnya yang mempunyai peran masing-masing dalam menunjang sistem
kehidupan. Sebagai makhluk sosial, manusia merupakan bagian dari sistem sosial
masyarakat secara berkelompok membentuk budaya.
Ada perbedaan mendasar tentang asal mula
manusia, kelompok evolusionis pengikut Darwin menyatakan bahwa manusia berasal
dari kera yang berevolusi selama ratusan ribu tahun, berbeda dengan kelompok
yang menyanggah teori evolusi melalui teori penciptaan, yang menyatakan bahwa
manusia itu diciptakan oleh Allah. Pemahaman tentang hidup dan kehidupan, itu tidak mudah. Makin
banyak hal yang Anda lihat tentang gejala adanya hidup dan kehidupan, makin
nampak bahwa hidup itu sesuatu yang rumit. Pada individu dengan organisasi yang
kompleks, hidup ditandai dengan eksistensi vital, yaitu: dimulai dengan proses
metabolisme, kemudian pertumbuhan, perkembangan, reproduksi, dan adaptasi
internal, sampai berakhirnya segenap proses itu bagi suatu “individu”. Tetapi
bagi “individu” lain seperti sel-sel, jaringan, organ-organ, dan sistem
organisme yang termasuk dalam alam mikroskopis, batasan hidup adalah tidak
jelas atau samar-samar. Kehidupan adalah fenomena atau perwujudan adanya hidup, yang
didukung tidak saja oleh makhluk hidup (biotik), tetapi juga benda mati
(abiotik), dan berlangsung dalam dinamikanya seluruh komponen kehidupan itu.
Ada perpaduan erat antara yang hidup dengan yang mati dalam kehidupan. Mati
adalah bagian dari daur kehidupan yang memungkinkan terciptanya kehidupan itu
secara berlanjut. Makhluk hidup bersel satu adalah makhluk yang pertama berkembang.
Jutaan tahun kemudian kehidupan di laut mulai berkembang. Binatang kerang
muncul, lalu ikan kemudian disusul amphibi. Lambat laun binatang daratan
berkembang pula muncul reptil, burung dan binatang menyusui. Baru kira-kira 25
juta tahun yang lalu muncul manusia kemudian berkembang berkelompok dalam
suku-suku bangsa seperti saat ini, dan hampir di setiap sudut bumi ditempati
manusia yang berkembang dengan cepat. Lingkungan hidup adalah suatu konsep holistik yang berwujud di
bumi ini dalam bentuk, susunan, dan fungsi interaktif antara semua pengada baik
yang insani (biotik) maupun yang ragawi (abiotik). Keduanya saling mempengaruhi
dan menentukan, baik bentuk dan perwujudan bumi di mana berlangsungnya
kehidupan yaitu biosfir maupun bentuk dan perwujudan dari kehidupan itu
sendiri, seperti yang disebutkan dalam hipotesa Gaia. Lingkungan hidup yang
dimaksud tersebut tidak bisa lepas dari kehidupan manusia, oleh karena itu yang
dimaksud dengan lingkungan hidup adalah lingkungan hidup manusia.
Permasalahan Lingkungan Hidup
Belum ada definisi tentang lingkungan sosial
budaya yang disepakati oleh para ahli sosial, karena perbedaan wawasan
masing-masing dalam memandang konsep lingkungan sosial budaya. Untuk itu
digunakan definisi kerja lingkungan sosial budaya, yaitu lingkungan antar
manusia yang meliputi: pola-pola hubungan sosial serta kaidah pendukungnya yang
berlaku dalam suatu lingkungan spasial (ruang); yang ruang lingkupnya
ditentukan oleh keberlakuan pola-pola hubungan sosial tersebut (termasuk
perilaku manusia di dalamnya); dan oleh tingkat rasa integrasi mereka yang
berada di dalamnya.
Oleh karena itu, lingkungan sosial budaya
terdiri dari pola interaksi antara budaya, teknologi dan organisasi sosial,
termasuk di dalamnya jumlah penduduk dan perilakunya yang terdapat dalam
lingkungan spasial tertentu.
Lingkungan sosial budaya terbentuk mengikuti
keberadaan manusia di muka bumi. Ini berarti bahwa lingkungan sosial budaya
sudah ada sejak makhluk manusia atau homo sapiens ini ada atau diciptakan.
Lingkungan sosial budaya mengalami perubahan sejalan dengan peningkatan
kemampuan adaptasi kultural manusia terhadap lingkungannya.
Manusia lebih mengandalkan kemampuan adaptasi
kulturalnya dibandingkan dengan kemampuan adaptasi biologis (fisiologis maupun
morfologis) yang dimilikinya seperti organisme lain dalam melakukan interaksi
dengan lingkungan hidup. Karena Lingkungan hidup yang dimaksud tersebut tidak
bisa lepas dari kehidupan manusia, maka yang dimaksud dengan lingkungan hidup
adalah lingkungan hidup manusia.
Rambo menyebutkan ada dua
kelompok sistem yang saling berinteraksi dalam lingkungan sosial budaya yaitu
sosio sistem dan ekosistem. Sistem sosial tersebut meliputi: teknologi; pola
eksploitasi sumber daya; pengetahuan; ideologi; sistem nilai; organisasi
sosial; populasi; kesehatan; dan gizi. Sedangkan ekosistem yang dimaksud
meliputi tanah, air, udara, iklim, tumbuhan, hewan dan populasi manusia lain.
Dan interaksi kedua sistem tersebut melalui proses seleksi dan adaptasi serta
pertukaran aliran enerji, materi, dan informasi.
STRUKTUR DAN FUNGSI EKOSISTEM
Struktur Ekosistem
Manusia sebagai mahluk sosial,
tidak dapat hidup secara individu, selalu berkeinginan untuk tinggal bersama
dengan individu-individu lainnya. Keinginan hidup bersama ini terutama
berhubungan dalam aktivitas hidup pada lingkungannya. Manusia mempunyai
kedudukan khusus terhadap lingkungannya dibandingkan dengan mahluk hidup
lainnya, yaitu sebagai khalifah atau pengelola di atas bumi.
Manusia dalam hidup berkelompok
ada yang membentuk masyarakat, dan tidak setiap kelompok dapat disebut
masyarakat, karena masyarakat mempunyai syarat-syarat tertentu sebagai ikatan
kelompok. Masyarakat dapat diartikan sebagai kesatuan hidup manusia yang
berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat
kontinyu, dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
Dinamika masyarakat memberikan
kesempatan kebudayaan untuk berkembang, sehingga dapat dikatakan bahwa tidak
ada kebudayaan tanpa masyarakat, dan tidak ada masyarakat tanpa kebudayaan
sebagai wadah pendukungnya.
Azas-azas dan ciri-ciri
kehidupan berkelompok pada mahluk hidup, juga dijalani oleh manusia dalam
bermasyarakat.
Fungsi Ekosistem
Kebudayaan dapat diartikan
dengan hal-hal yang bersangkutan dengan akal. Kebudayaan adalah keseluruhan
dari kelakuan dan hasil kelakuan manusia, yang teratur oleh tata kelakuan yang
harus di dapatnya dengan belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupan
masyarakat. Tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat, dan tidak ada masyarakat
tanpa kebudayaan.
Kebudayaan adalah keseluruhan
pola tingkah laku dan pola bertingkah laku, baik secara eksplisit maupun
implisit, yang diperoleh dan diturunkan melalui simbol, yang akhirnya mampu
membentuk sesuatu yang khas dari kelompok-kelompok manusia, termasuk perwujudannya
dalam benda-benda materi.
Kebudayaan mencakup ruang
lingkup yang luas, yang wujudnya dapat berupa kebudayaan hasil rasa atau sistem
budaya (norma, adat istiadat), hasil cipta (fisik) dan konsep tingkah laku
(sistem sosial).
Kebudayaan dimulai sejak adanya
mahluk Homo Neanderthal (ras manusia yang sudah punah) kurang lebih 200.000
tahun yang lalu. Mahluk ini diperkirakan sudah mempunyai bahasa, dengan volume
otak yang hampir sama dengan manusia. Kemudian muncul mahluk homo sapiens
kurang lebih 80.000 tahun yang lalu. Dua unsur yang memungkinkan kebudayaan
manusia bisa berevolusi adalah bahasa dan akal.
Perkembangan kebudayaan
berkembang sangat lamban dimulai dari adanya mahluk Neanderthal hingga revolusi
pertanian (10.000 th. yang lalu), tetapi sejak revolusi industri (abad 18 M),
kebudayaan berkembang dengan pesat. Lebih-lebih zaman sekarang (abad 20) yang
ditandai dengan gencarnya inovasi teknologi; era informasi; peluang ekonomi
yang tak terbayangkan sebelumnya; dan reformasi politik yang radikal dan
berdampak global. Sehingga ada kecenderungan berbudaya gaya internasional.
Perkembangan budaya ini dipengaruhi oleh alam pikiran yang menjadikan tahapan
perkembangan dalam budaya mitis, ontologis, dan fungsional.
Begitu banyak unsur-unsur
budaya yang ada di dunia ini, namun ada unsur-unsur kebudayaan yang bersifat
universal, yaitu tujuh unsur kebudayaan meliputi: bahasa; sistem pengetahuan;
organisasi sosial; sistem peralatan hidup dan teknologi; sistem mata
pencaharian hidup; sistem religi; dan kesenian. Ketujuh unsur budaya ini
terintegrasi sebagai satu kesatuan yang utuh dalam suatu masyarakat sebagai
ciri dari suatu budaya melalui proses penyesuaian, sehingga memungkinkan
unsur-unsur tersebut berfungsi secara seimbang. Dalam kehidupan masyarakat yang
majemuk, integrasi sosial sebagai usaha untuk menjalin hubungan yang serasi.
KOMUNITAS, POPULASI, DAN SPESIES
Komunitas
Kota adalah salah satu habitat
manusia yang merupakan lingkungan alam yang telah berubah drastik menjadi
lingkungan buatan, untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Batasan kota
bervariasi tergantung dari sudut pandang pengamat.
Pola lokasi kota bervariasi
karena banyak faktor-faktor yang mempengaruhi. Sedangkan untuk struktur ruang
kota, ada tiga pola ruang kota yaitu berupa lingkaran konsentris, pola sektor,
dan pola inti ganda.
Memahami kehidupan dan
lingkungan hidup kota tak ubahnya kita memahami jasad hidup, yaitu jasmani kota
dan rohani kota. Jasmani kota ada yang berupa metabolisme kota, peredaran
makanan atau darah kota, sistem syaraf kota, dan tulang-tulang struktur kota
yang berupa infrastruktur.
7.
Sifat-sifat warganya yang
heterogen, kompleks, hubungan sosial yang impersonal dan external, serta
personal segmentation, karena begitu banyaknya peranan dan jenis pekerjaan
seseorang dalam kelompoknya sehingga seringkali orang tidak kenal satu sama
lain, seolah-olah seseorang menjadi asing dalam lingkungannya.
Kota mempunyai fungsi tertentu
yang berbeda antara satu dengan kota lainnya. Perbedaan tersebut akan
menghasilkan karakter tertentu pula bagi penduduknya. Terciptalah pula suatu
masyarakat yang mempunyai ciri-ciri sosial budaya yang berbeda dengan
masyarakat di luarnya, antara satu kota dengan kota lainnya.
Populasi
Pengertian desa sebagai tempat
permukiman sangat beragam tergantung dari kacamata pengamatnya, bisa ditinjau
dari aspek morfologi, aspek jumlah penduduk, aspek ekonomi, dan aspek sosial
budaya serta aspek hukum.
Masyarakat desa selalu
dikonotasikan dengan ciri tradisional, kuatnya ikatan dengan alam, eratnya
ikatan kelompok, guyup rukun, gotong royong, alon-alon asal kelakon, dan
paternalistik.
Pada umumnya mata pencaharian
penduduk di perdesaan adalah bercocok tanam atau bertani. Ada pekerjaan lain
seperti bertukang, kerajinan atau pekerjaan lain, tetapi pekerjaan ini
merupakan pekerjaan sambilan sebagai pengisi waktu luang.
Pembagian kerja di desa relatif
sederhana bila dibandingkan dengan kota. Struktur sosial di kota mengenal
diferensiasi yang luas sedangkan di perdesaan relatif sederhana. Di perdesaan
orang lebih menghayati hidupnya, terutama pada kelompok primer dan berorientasi
pada tradisi, serta cenderung konservatif.
Pola ruang desa-desa Indonesia
cukup bervariasi tergantung dari di mana lokasi desa itu berada, yaitu: Pola
Melingkar; Pola Mendatar; Pola Konsentris; Pola memanjang jalur sungai atau
Jalan; Pola Mendatar; dan Pola Konsentris Desa di Jawa Timur.
MANUSIA DAN LINGKUNGAN HIDUP
Kedudukan Manusia dalam Lingkungan Hidup dan
Dinamika Populasi
Interaksi sosial merupakan
hubungan sosial yang dinamis, yang meliputi hubungan antara masing-masing
individu; antara kelompok maupun antara individu dengan kelompok.
Melihat interaksi manusia dapat
dilihat dalam dua tingkat (kacamata), yaitu tingkat hayati dan tingkat sosial
atau budaya.
Interaksi sosial tidak akan
terjadi bila tidak memenuhi dua syarat, yaitu: (1) Adanya kontak sosial
(social-contact); (2) adanya komunikasi (communications). Dan menurut ahli-ahli
sosial bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (co-operation),
persaingan (competition), pertentangan atau pertikaian (conflict), dan dapat
juga berbentuk akomodasi (accommodation).
Menurut kacamata ahli ilmu
alam, dasar proses interaksi manusia adalah kompetisi. Kompetisi itu pada
hakekatnya berlangsung dengan proses kerjasama yang spontan dan tidak
berencana, membentuk apa yang disebut koperasi yang kompetitif. Sebagai akibat
timbullah apa yang disebut relasi yang simbiotik.
Relasi simbiotik itu dalam
bentuk mutualisme, komensalisme, amensalisme, kompetisi, parasitisme, dan
predasi.
Interaksi pada makhluk hayati
terjadi secara netral, untuk keseimbangan ekosistem itu sendiri. Interaksi
sosial pada manusia tidak terjadi secara netral, ada norma-norma moral manusia.
Dalam interaksinya dengan lingkungan cenderung antroposentrik, sehingga membuka
peluang manusia untuk bersifat eksploitatif terhadap lingkungannya. Tetapi
dengan memadukan sikap imanen dan transenden sebagai dasar moral dan tanggung
jawab dalam memanfaatkan alam sifat eksploitatif dapat lebih terkendali.
Lingkungan Hidup Buatan
Untuk memahami perilaku atau
tingkah laku manusia dapat ditelusuri melalui persepsi manusia terhadap
lingkungannya. Persepsi adalah stimulus atau sesuatu yang dapat memberikan
rangsangan pada syaraf, yang ditangkap oleh panca indera serta diberi
interpretasi (arti) oleh sistem syaraf.
Dalam melihat persepsi ini ada
dua pendekatan yaitu pendekatan konvensional dan pendekatan ekologis dari
Gibson.
Usaha menjelaskan perilaku
sebagai ungkapan persepsi dapat dilihat dari interaksi antara rangsangan
(stimulus) terhadap reaksi (respons). Beberapa aliran hubungan Stimulus –
Response antara manusia dengan lingkungannya, adalah: aliran determinisme;
interaksionisme; dan transaksionisme.
Adapun faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi persepsi seseorang terhadap lingkungannya, adalah faktor obyek
fisik dan faktor individu. Hasil interaksi individu dengan obyek fisik
menghasilkan persepsi individu tentang obyek tersebut.
Sedangkan respon manusia
terhadap lingkungannya bergantung pada bagaimana individu mempersepsikan
lingkungannya. Respon ini dapat dilihat dari gejala-gejala persepsi mereka
terhadap ruang sebagai lingkungan tempat tinggalnya, yaitu meliputi personal
space, privacy, territoriality, crowding dan density, peta mental, serta
stress.
PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM
Sumber Daya Alam Secara Umum
Pembangunan adalah sebagai
suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana yang
dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju
modernitas dalam rangka pembinaan bangsa.
Konsep pembangunan tersebut
dapat dilihat sebagai konsep pertumbuhan (growth); rekonstruksi
(reconstruction); modernisasi (modernization); westernisasi (westernization);
pembangunan bangsa (nation building); pembangunan nasional (national
development); pembangunan sebagai pengembangan negara; dan pembangunan sebagai
upaya pemenuhan hidup, kebebasan memilih dan harga diri.
Di Indonesia teori pembangunan
dijabarkan sebagai konsep pembangunan bertahap yaitu: pembangunan berimbang
(balanced development); tahap pembangunan memenuhi kebutuhan pokok; tahap
pembangunan dengan pemerataan; dan terakhir adalah tahap pembangunan dengan
kualitas hidup, yaitu pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan
seluruh masyarakat Indonesia. Dengan strategi yang diterapkan adalah Trilogi
Pembangunan meliputi: pertumbuhan ekonomi; pemerataan kesejahteraan sosial; dan
stabilitas politik. Jika kita lihat tahapan pembangunan pada teori pembangunan
tersebut di atas, terlihat bahwa Indonesia pun mengikuti tahapan pembangunan
tersebut.
Konsekuensi pembangunan adalah
melakukan perubahan sebagai upaya meningkatkan kualitas hidup. Sedangkan
perubahan baik pada lingkungan fisik maupun lingkungan sosial budaya ini
berdampak positif dan negatif.
Neraca pembangunan yang terjadi
saat ini dirasakan tidaklah menggembirakan. Di satu sisi ada kemajuan, di lain
sisi ditemukan kerusakan lingkungan yang secara serius akhirnya mengganggu
kehidupan manusia dan kelangsungan pembangunan itu sendiri. Hal ini tidak hanya
terjadi di negara-negara berkembang, yang sedang giat-giatnya membangun, tetapi
juga di alami oleh negara-negara maju.
Oleh karena itu, muncullah
konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development) sebagai upaya
meleburkan atau melarutkan lingkungan ke dalam pembangunan, yaitu dengan tetap
berusaha atau membangun tidak melampaui kemampuan ekosistem yang mendukung
kehidupannya. Setelah permasalahan lingkungan dirasakan dapat mengganggu
kehidupan manusia dan kelangsungan pembangunan itu sendiri.
Sumber Daya Alam Terbarui
Perubahan sosial adalah suatu
perubahan yang terjadi pada sistem sosial yang mencakup tata nilai sosial,
sikap, dan pola perilaku kelompok. Perubahan sosial merupakan perubahan
kelembagaan masyarakat dan perubahan individu.
Ada lima bentuk perubahan
sosial, yaitu: (1) perubahan evolusioner; (2) perubahan revolusioner; (3)
perubahan dialektikal; (4) perubahan dipaksakan; dan (5) perubahan terkendali.
Sedangkan perubahan bentuk
perubahan budaya adalah: (1) Alkulturasi; (2) Asimilasi; (3) Difusi; (4)
Sinkretisme; dan (5) Penetrasi.
Dalam konteks pengelolaan lingkungan,
masyarakat tradisional lebih bersandar pada penyesuaian masyarakat pada
lingkungannya. Sedangkan masyarakat modern mengandung lebih banyak unsur yang
berkaitan dengan mengatasi atau mengubah kendala lingkungan hidup.
Sedangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi perubahan dapat dibagi dalam 2 sifat yaitu perubahan endogenik
(perubahan dari dalam), dan perubahan exogenik (dari luar).
Pada umumnya perubahan dari
luar akan mempunyai dampak yang lebih besar, dan lebih banyak berhubungan
dengan aspek pembangunan, serta bersifat revolusioner. Walaupun demikian tidak
berarti bahwa perubahan dari dalam tidak bisa serius.
Di dalam suatu masyarakat yang
sedang membangun, perlu terjadi suatu perubahan sosial yang diberi nama
modernisasi. Modernisasi dapat diartikan sebagai penerapan pengetahuan ilmiah
yang ada pada semua aktifitas, semua bidang kehidupan, atau semua aspek-aspek
masyarakat. Untuk mendukung modernisasi perlu suatu tata nilai modern pada
individu, yang mencakup kualitas pribadi dan tersebarnya pengetahuan ilmiah
serta keterampilan teknis. Tata nilai modern pada individu harus melembaga pula
pada suatu kelembagaan sosial yang modern. Mana yang menjadi unsur utama, para
ahli masih belum ada kesepakatan.
Dari pengalaman pembangunan di
Dunia Ketiga, diketahui bahwa modernisasi tanpa didukung oleh perubahan sosial
tidaklah efektif. Oleh karena itu, perubahan sosial hendaknya memperhatikan
nilai teologi etis atau teologi pembebasan dan bersifat suatu perubahan sosial
yang baru atau pembaruan yang dibawa oleh tokoh-tokoh agen pembaruan.
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Pembangunan Konvensional dan Permasalahan
Lingkungan Hidup
Pendudukan dan lingkungan hidup
berkaitan erat. Keprihatinan tentang masalah kependudukan sebetulnya telah lama
dirasakan. Sekarang keprihatinan itu telah meningkat kembali setelah kita
sendiri menjadi lebih sadar tentang berbagai dampak pertumbuhan penduduk yang
tak terkendalikan di negara kita sendiri.
Bersamaan dengan meningkatnya
kesadaran lingkungan hidup, telah meningkat pula kesadaran tentang kaitan
antara lingkungan hidup dengan aspek kependudukan.
Bagi lingkungan sosial, masalah
kependudukan dan lingkungan hidup merupakan unsur atau komponen dari masalah
lingkungan sosial, yaitu masalah perubahan sosial di segala segi kehidupan,
akibat perubahan dari segi material dan teknologi yang lebih cepat dari pada
laju perubahan dari segi tata nilai atau gaya hidup.
Oleh karena itu, untuk
menanggapi masalah kerusakan lingkungan hidup, pola hidup penduduk harus
berubah sehingga tumbuh masyarakat yang mampu menopang suatu pembangunan yang
dapat memperbaiki mutu kehidupan manusia dengan tetap berusaha tidak melampaui
kemampuan ekosistem yang mendukung kehidupannya.
Untuk menumbuhkan masyarakat
yang seperti itu, perlu dikembangkan prinsip etika (prinsip pertama dari
prinsip-prinsip berkelanjutan) yang mengindahkan semangat gotong royong. Di
atas prinsip gotong royong dikembangkan empat prinsip berkelanjutan, yaitu:
1.
Prinsip meningkatkan kualitas
hidup. Pembangunan ini baru berarti jika meningkatkan kualitas hidup dalam
segala seginya;
Kualitas hidup yang tinggi,
yang memperhatikan ekologi berkelanjutan sebagai hasil dari pembangun yang
berkelanjutan, memerlukan indikator-indikator sebagai alat untuk mengukur
kemajuan ke arah masyarakat yang berkelanjutan. Mencakup: kualitas hidup;
keberlanjutan ekologi; keberlanjutan penggunaan sumber daya terbarukan dan
meminimumkan penggunaan sumberdaya tak terbarukan; dan faktor sosial ekonomi.
Konsep Pembangunan yang Berkelanjutan
Kasus-kasus pencemaran dan
kerusakan seperti di laut, hutan, atmosfer, air, tanah, dan seterusnya
bersumber pada perilaku manusia yang tidak bertanggung jawab, tidak peduli dan
hanya mementingkan diri sendiri. Oleh karena itu, krisis lingkungan ini hanya
bisa diatasi dengan melakukan perubahan cara pandang dan perilaku manusia terhadap
alam yang fundamental dan radikal melalui etika lingkungan yang dibutuhkan
untuk menuntun manusia berinteraksi dengan alam semesta.
Ada dua pemahaman tentang
etika, yaitu etika yang dipahami sebagai moral dan etika yang dipahami dalam
pengertian yang berbeda dengan moralitas, sehingga mempunyai pengertian yang
lebih luas dan merupakan refleksi kritis bagaimana manusia harus bertindak
dalam situasi konkret dan situasi tertentu melalui penelusuran kritis teori
etika deontologi, etika teleologi, dan etika keutamaan.
Sedangkan etika lingkungan di
sini dipahami sebagai disiplin ilmu yang berbicara mengenai norma dan kaidah
moral yang mengatur perilaku manusia dalam berhubungan dengan alam serta nilai
dan prinsip moral yang menjiwai perilaku manusia dalam berhubungan dengan alam.
Berbagai teori etika lingkungan dapat
menjelaskan pola perilaku manusia dalam kaitan dengan lingkungan. beberapa
teori etika lingkungan ini merupakan perkembangan pemikiran di bidang etika
lingkungan, yaitu Shallow Environmental Ethic, Intermediate Environmental
Ethic, dan Deep Environmental Ethic. Ketiga teori ini dikenal sebagai
antroposentrisme, biosentrisme, dan ekosentrisme. Ketiga teori ini mempunyai
cara pandang yang berbeda tentang manusia, alam, dan hubungan manusia dengan alam.
3.
MENJELASKAN LINGKUNGAN LEGAL DAN PERATURAN, LISENSI, ANTITRUST.
Hukum Internasional
Hukum internasional dapat
didefinisikan sebagai peraturan dan prinsip yang dipandang mengikat oleh
berbagai negara dan bangsa. Ada dua kategori hukum internasional: hukum public atau
hukum internasional dan hukum perdagangan internasional. Hukum internasional menyangkut
bidang perdagangan dan bidang lain yang secara tradisional berada di bawah yuridiksi
dari masing-masing bangsa. Hukum inetrnasional awalnya mengenai pernyataan perang, menetapkan perdamaian dan isu politik yang lain seperti pengakuan pengakuandiplomatik
atas kesatuan negara dan pemerintah yang baru. Pembuatan hukum yang mengatur
perdagangan dilakukan atas dasar hubungan bilateral yang dikembangkan kedalam
apa yang disebut dalam terminologi undang-undang perdagangan. Hukum
internasional masih mempunyai fungsi penegak peraturan, meskipun dalam
pengertian yang lebih luas ketimbang
masalah-masalah yang dihadapi yang timbul akibat peperangan. Pertama, hukum
internasional pada dasarnya merupakan campuran dari fakta, perjanjian, kode dan
kesepakatan. Karena perdagangan diantara negara-negara terus berkembang, aturan
dalam urusan perdagangan diasumsikan mengalami peningkatan yang penting.
Mengelakan Permasalahan Hukum: Isu Bisnis yang Penting
Lingkungan
global sangat dinamis dan kompleks. Cara terbaik adalah meminta bantuan kepada
pakar hukum. Pemasar yang cerdik dan proaktif dapat berbuat banyak untuk
mencegah situasi yang menimbulkan konflik, khususnya isu yang menyangkut
pendirian, yuridiksi, paten dan merek dagang, antitrust, lisensi dan rahasia
dagang, serta penyuapan. Pendirian untuk menjalankan bisnis,
warga negara dari sebuah negara harus
mendapat jaminan bahwa mereka akan diperlakukan secara adil dinegara lain. Perjanjian perdagangan
memberikan hak istimewa untuk terlibat dalam kegiatan bisnis di Negara
lain selain negaranya sendiri. Hal ini dapat menciptakan masalah bagi manajer
bisnis yang mungkin masih di bawah hukum kekuasaan mereka ketika mereka keluar
dari negara asalnya.Yuridiksi Karyawan perusahaan yang bekerja diluar negeri
seharusnya memahami segala hal yang menyangkut yuridiksi dari sistem peradilan
negara setempat. Perusahaan asing yang beroperasi di Amerika Serikat harus
memahami bahwa pengadilan memiliki
yuridiksi terhadap tingkat dimana
perusahaan tersebut dapat ditunjuk untuk “menjalankan bisnis” di negara bagian tempat pengadilan itu berada. Pengadilan
dapat memeriksa apakah perusahaan asing itu mempunyai kantor, menjalankan
bisnis, mempunyai rekening bank atau properti lainnya, atau mempunyai mempunyai
agen atau karyawan lainnya di negara tersebut yang bermasalah.
Hak Intelektual: Paten dan merek
dagang Hak paten dan merek dagang yang dilindungi di satu negara belum tentu dilindungi
dinegara lain, jadi pemasar global harus memastikan bahwa hak paten dan merek
dagangnya didaftarkan disetiap negara dimana bisnis mereka berada. Pelanggaran
erek dagang dan hak cipta merupakan persoalan kritis di dalam pemasaran global
dan hal itu dapat dalam beragam bentuk yaitu pemalsuan, peniruan dan
pembajakan.
Antitrust
Undang-undang antitrust dirancang untuk melawan praktik bisnis terbatas di Amerika
Serikat dan mendorong persaingan. Undang-undang ini merupakan warisan dari
“Zaman
Krisis Kepercayaan” di abad ke 19 di A.S. dan ditujukan untuk memperbaiki
persaingan
bebas dengan membatasi konsentrasi kekuatan ekonomi.
Lisensi
dan Rahasia Dagang Lisensi merupakan perjanjian kontraktual dimana lisensor
mengizinkan pemegang lisensi untuk menggunakan hak paten, merek dagang, rahasia
dagang, teknologi atau asettak berwujud lainnya sebagai ganti atas pembayaran
royalti atau bentuk kompensasi lainnya. Pertimbangan penting dalam memberikan lisensi
termasuk analisis mengenai aset apa yang akan ditawarkan perusahaan untuk
dilisensi, berapa harga aset tersebut apakah hanya diberikan hak untuk membuat
produk atau memberikan hak untuk menggunakan dan menjual produknya juga. Hak
untuk memberikan lisensi merupakan isu penting lainnya. Seperti halnya dengan
persetujuan distribusi, keputusan juga harus dibuat untuk hal-hal yang
menyangkut pengaturan eksklusif atau non eksklusif dan besarnya kewenangan
penerima lisensi. Rahasia dagang merupakan informasi atau pengetahuan rahasia
yang mempunyai nilai komersial, yang berada dalam lindungan hak cipta dan untuk
itu dibuat langkah-langkah untuk menjaga kerahasiaannya. Rahasia dagang
termasuk proses manufakturing,formula, rancangan, dan daftar pelanggan. Untuk
melindungi penyingkapannya, lisensi rahasia dagang yang tidak dipatenkan harus
dihubungkan dengan kontrak rahasia dengan setiap karyawan yang mempunyai akses
ke informasi yang dilindungi itu.
Suap
dan Korupsi di era pasca soviet, perusahaan-perusahaan barat kembali tergoda
dengan munculnya peluang di Eropa Timur. Di sini, seperti di Timur Tengah dan
bagian-bagian lainnya di dunia ini, perusahan barat tersbut menemukan bahwa
suap merupakan suatu cara hidup dan korupsi menyebar luas. Kenyataan bahwa
tindakan penyuapan yang terjadi di pasar dunia tidak akan berubah hanya dalam
waktu semalam karena hal itu
tidak dibenarkan oleh pemeintah. Ada
tiga alternatif yang dapat dilakukan perusahaan jika pesaing menawarkan suap.
Pertama adalah mengabaikan penyuapan dan bertindak seolah-olah
hal itu tidak ada. Kedua adalah mengakui adaya penyuapan dan mengevaluasi
pengaruhnya kepada keputusan pembelian pelanggan seolah-olah penyuapan itu
merupakan unsur lain dari bauran pemasaran. Ketiga adalah mengatakan kepada
pesaing bahwa anda bermaksud untuk mengajukan tuduhan penyuapan di Negara
asalnya.
Contoh
kasus :
1.
MEMBAHAS PENGALAMAN CITIBANK DI JEPANG. WALAUPUN DIAWALI DENGAN SITUASI
YANG TIDAK MENDUKUNG KEBERADAAN BANK ASING, PERISTIWA MAKRO (KRISIS EKONOMI) DI
JEPANG DAN KEPANDAIAN CITIBANK MEMANFAATKAN SITUASI TELAH MENJADIKANNYA SEBAGAI
LEMBAGA KEUANGAN YANG SANGAT TERKEMUKA DI JEPANG.
2.
Sekelompok siswa SMK di sebuah kota yang terletak di
sebelah timur Jakarta berasal dari keluarga kalangan tas yang baik-baik. Dua
diantara mereka pulang-pergi ke sekolah mengendarai kendaraan yang
terbilang mewah. Sejak semester 1 di kelas 1,delapan siswa ini terus menerus
terlibat dalam kenakalan remaja, seperti membolos, terlambat atau tidak masuk
sekolah dengan memakai berbagai alasan untuk menipu gurunya, meminum-minuman
keras, kebut-kebutan di jalan raya, melakukan pencurian ringan, mencoret-coret
bahkan merusak fasilitas umum. Mereka melakukan tindakannya sangat hati-hati ehingga
jarang berurusan dengan polisi. Di mata sebagian masyarakat, kelompok siswa
seperti ini disebut sebagai “anak baik-baik” dan mempunyai masa depan yang
cerah. Diakhir remajanya, sebagian dari mereka dapat melanjutkan dan
menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi.
3. Monopoli
Apple terhadap harga E-book
Pada Agustus 2011, gugatan class action ditujukan pada Apple
dan sejumlah penerbit karena dianggap mempermainkah harga ebook secara ilegal..
Yakni, CBS Corp., Lagardere SCA, Hachette Book Group, Pearson Plc., Penguin
Group, Macmillan, dan HarperCollins Publishers Inc., anak perusahaan News
Corp. Para penerbit ini mendistribusikan buku elektroniknya (e-book) melalui
jaringan Apple, yang dikelola iTune. Melalui kerja sama yang terjadi sejak
tahun 2010 ini, Apple langsung memangkas hasil penjualan sebesar 30 persen.Dan
kini setelah beberapa bulan berselang, kasus tersebut masih berlanjut, yang
artinya Apple harus berhadapan dengan pihak pemerintah dengan tuduhan
bekerjasama dengan beberapa penerbit untuk menaikkan harga ebook populer yang
tentu saja dianggap merugikan konsumen. Pihak Apple dengan tegas tidak ingin
berdamai pada kasus ini dan ingin menyelesaikan melalui jalur hukum.
Dua dari lima penerbit tergugat, Macmillan dan Penguin
Group, juga melakukan langkah sama seperti yang dilakukan Apple pada saat sesi
dengar pendapat di kantor divisi anti-monopoli perdagangan Departemen Hukum
Amerika. Lembaga berwenang di Amerika dan Eropa sedang melakukan investigasi
atas dugaan praktek monopoli dan persaingan tidak sehat yang dilakukan Apple
beserta mitranya itu. Seorang sumber yang mengetahui kasus ini,seperti dikutip
Reuters, menuturkan materi yang diselidiki adalah dugaan penggunaan harga tetap
(fixed price), menjegal pesaing, dan merugikan konsumen. Sebelumnya pemerintah
Amerika telah menentukan harga tetap untuk ebook pada 2010 saat iPad 1 rilis.
Harga ebook kemudian terus melonjak rata-rata $2 – $3 tiap 3 hari di awal 2010.
Dalam kasus ini, sebenarnya dipicu oleh model penetapan harga semena-mena oleh
sejumlah penerbit. Apple sebagai ‘distributor’ ikut terseret.
Analisis
dari 3 point di atas :
Masalah
utama yang dihadapi oleh banyak pimpinan perusahaan dan pembuat kebijakan
adalah bagaimana melakukan analisis lingkungan secara taktis dan komprehensif.
Lingkungan bisnis sejak terjadinya globalisasi dan proses liberalisasi
perdagangan dan investasi telah mendorong sengitnya persaingan antar perusahaan
pada skala regional dan dunia. Hanya perusahaan-perusahaan yang dapat
mengantisipasi perkembangan ini, dan menginternalkan dampak perubahan dalam
manajemen mikro perusahaannya yang diperkirakan akan sukses meraih kemenangan.
Efektivitas
suatu perusahaan yang dalam hal ini direfleksikan dengan kemampuan manager dan
sistem internal perusahaan menangani berbagai isu non-pasar sangat tergantung
pada interaksi perusahaan dengan berbagai pelaku diluar perusahaan (seperti
perseorangan, organisasi dan lembaga publik dan masyarakat). Tugas utama
manager adalah memperkirakan sejauh mana perubahan-perubahan isu non-ekonomi
ini benar-benar merupakan semacam ancaman atau sebaliknya dapat memberikan
kesempatan untuk perusahaan.
Analisis
dampak pengaruh lingkungan luar terhadap bisnis banyak dijumpai dalam literatur
manajemens stratejik Pendekatan ini mencoba menganalisis pengaruh lingkungan
eksternal dalam dua tahapan kebutuhan. Kebutuhan pertama, analisis tersebut
dilakukan pada saat perusahaan akan memulai proses penyusunan business plan,
termasuk pada saat perusahaan akan melakukan revisi atas rencana bisnis
tersebut. Kebutuhan kedua, analisis dampak lingkungan eksternal yang dilakukan
pada saat pelaksanaan kegiatan perusahaan, misalnya melihat sejauh mana
pengaruh perubahan ingkungan luar terhadap business process atau kinerja
perusahaan.
Referensi :